Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah ditanya :
أسأل الثاني وأنا أعتقد بأن علي إثم في هذا السؤال وهو أن لدينا ناساً يقولون إن عبد الله أبا محمد صلى الله عليه وسلم هو للنار، وناس يقولون لا بل هو للجنة لأنه أبو نبي، أفيدونا جزاكم الله خيراً، وهل عليّ إثم في هذا السؤال، وإذا كان علي إثم فهل له كفارة؟ أفيدونا جزاكم الله خيراً ودمتم؟
“Pertanyaan kedua yang ingin saya ajukan, dan saya berkeyakinan saya berdosa dengan mengajukan pertanyaan ini. Yaitu ada orang-orang di tempat kami yang mengatakan bahwa Abdullah ayah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tempatnya di neraka. Kemudian ada orang-orang lain yang mengatakan ‘tidak’, bahkan beliau itu masuk surga, karena dia adalah ayah dari nabi. Oleh sebab itu berikanlah penjelasan bagi kami jazakumullahu khairan. Dan apakah saya berdosa dengan pertanyaan ini. Seandainya berdosa, maka apakah ada kaffarah/penebusnya? Berikanlah faidah kepada kami jazakumullahu khairan?”
Beliau menjawab :
أولاً ليس عليك إثم في هذا السؤال، لكن هذا السؤال ليس من الأسئلة التي يستحسن أن يسأل عنها لأنه لا فائدة منها إطلاقاً، ولكن بعد السؤال عنها لابد من الجواب فيقال إن أبا النبي صلى الله عليه وسلم مات على الكفر وهو في النار، كما ثبت في الصحيح أن رجلاً جاء إلى النبي عليه الصلاة والسلام فقال يا رسول الله أين أبي؟ قال أبوك في النار، فلما انصرف دعاه النبي عليه الصلاة والسلام فقال له فقال له أبي وأبوك في النار، وهذا نص في الحديث عن النبي صلى الله عليه وسلم، وعلى هذا فيكون أبو النبي صلى الله عليه وسلم كغيره من الكفار فيكون في النار. والأخ السائل يقول إن بعض الناس يقولون ليس في النار لأنه أبو نبي، وهذا لا يمنع إذا كان أبا نبي أن يكون في النار فهذا آزر أبو إبراهيم كان كافراً وكان في النار، ولهذا لما قال الله تعالى، لما استغفر إبراهيم لأبيه قال الله تعالى (وما كان استغفار إبراهيم لأبيه إلا عن موعدة وعدها إياه فلما تبين له أنه عدو لله تبرأ منه إن إبراهيم لأواه حليم)
“Yang pertama; anda tidaklah berdosa dengan pertanyaan ini. Akan tetapi pertanyaan seperti ini bukanlah termasuk pertanyaan yang tepat untuk ditanyakan, karena tidak ada faidahnya secara mutlak. Akan tetapi karena telah ada pertanyaan mengenai hal itu, maka harus ada jawabannya. Maka dalam hal ini dikatakan bahwasanya ayah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu meninggal di atas kekafiran, sehingga dia akan berada di neraka.”
“Sebagaimana disebutkan dalam hadits sohih bahwa ada seorang lelaki datang menemui Nabi ‘alahis sholatu was salam. Lalu dia bertanya, “Wahai Rasulullah, dimanakah ayahku?”. Beliau menjawab, “Ayahmu di neraka.” Ketika orang itu berpaling pergi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memanggilnya lantas beliau berkata kepadanya, “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu sama-sama di neraka.” Ini merupakan dalil tegas dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
“Berdasarkan hal ini, keadaan ayah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan keadaan orang kafir lainnya yaitu akan masuk neraka. Sedangkan saudara yang bertanya tadi menyebutkan bahwa ada orang-orang yang mengatakan bahwa dia tidak di neraka karena dia adalah ayahnya Nabi. Maka hal ini -yaitu statusnya sebagai ayah Nabi- tidaklah menghalangi keberadaan dirinya di neraka. Lihatlah Azar ayah Nabi Ibrahim; dia termasuk orang kafir dan dia di neraka.”
“Oleh sebab itu, ketika Ibrahim memohonkan ampunan kepada Allah untuk ayahnya, Allah ta’ala pun berfirman
وما كان استغفار إبراهيم لأبيه إلا عن موعدة وعدها إياه فلما تبين له أنه عدو لله تبرأ منه إن إبراهيم لأواه حليم
“Tidaklah istighfar Ibrahim untuk ayahnya kecuali karena suatu janji yang telah dibuatnya untuknya. tatkala telah jelas baginya bahwa ayahnya itu adalah musuh Allah maka beliau pun berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim adalah hamba yang suka berdoa dan penyabar.”